Inseminasi Buatan Pada Unggas

Foto diambil dari disnak.jatimprov.go.id

Foto diambil dari disnak.jatimprov.go.id

Sejarah inseminasi buatan (IB) pada unggas dimulai dengan membunuh ayam jantan untuk diambil “semen”, sperma dan cairannya. Semen yang diperoleh dipakai untuk meng-inseminasi ayam betina dan dapat menimbulkan fertil. Hal ini dilakukan oleh Ivanoff pada tahun 1902. Payne (1914) mengambil semen ayam dari kloaka ayam betina yang baru saja dikawini pejantan dan memakai semen tersebut untuk maksud IB pada beberapa ayam betina yang lain. Amantea (1922) mengumpulkan semen ayam jantan beberapa saat sebelum mengawini ayam betina dan memakai semen tersebut untuk IB pada ayam betina lain. Ishikawa (1930) mengumpulkan semen dengan memasang kloaka buatan pada seekor betina. Sedangkan Tinjakov (1933) memperoleh semen ayam dengan alat penampung semen tiruan yang diikat pada kloaka seekor pejantan. Serebrovski dan Solovskaja (1934) dan Watanabe (1957) berhasil mengumpulkan semen dengan alat electro ejaculator. Sedangkan Burrows dan Quinn (1937) adalah orang pertama yang mengumpulkan semen ayam dengan cara terbaik, yaitu dengan melakukan urutan dengan memakai tangan di sekitar anus ayam jantan.

Ayam-ayam jantan yang hendak diambil harus dipisahkan dari betina selama 3 – 4 hari, dipuasakan tidak kawin. Selain itu ayam yang akan diambil semennya harus diberi pakan yang kering. Jangan pakan yang basah. Volume semen yang diperoleh dengan cara di atas berkisar 0,2 – 2,0 ml. Daya tahan spermatozoa ayam yang disimpan pada suhu kamar sangat pendek. Sebab kadar fruktosa di dalam semen sangat sedikit. Namun demikian semen ayam dapat hidup beberapa hari di dalam alat kelamin betina. Oviduct sangat cocok untuk menyimpan semen karena lingkungannya yang baik dan tersedianya cukup makanan untuk hidup dan pergerakan spermatozoa. Bagian ini disebut SPERMANEST. Lama hidup spematozoa di dalam alat kelamin betina adalah sekitar 9,7 hari (angsa), 11 – 14 hari (ayam), 42,6 hari (kalkun) dan 5 hari (itik). Fertilisasi sel telur unggas terjadi di infundibulum dari oviduct.

Agar diperoleh jumlah semen yang cukup baik, perlu diawali dengan pemilihan ayam jantan yang mudah diambil semennya. Kenyataannya tidak semua ayam jantan mudah diambil semennya. Dalam hal ini ada beberapa kriteria ayam yang baik untuk diambil semennya, yaitu :

  1. Daerah kloaka dan sekitarnya berwarna merah;
  2. Jarak antara kloaka dengan kedua ujung tulang pelvis dan jarak antara kedua ujung tulang pelvis tersebut cukup lebar, tidak kurang dari 2 (dua) jari;
  3. Bulu ekornya panjang dan indah;
  4. Kondisi hewan : turgir kulit, sinar mata dan bulu tidak kusam;
  5. Postur tubuh ayam tegap.

Menurut Hadijanto, volume semen ayam sangat bervariasi jumlahnya tergantung umur, ras, banyaknya cairan yang diminum, makanan yang dimakan dan musim. Pada musim panas (kemarau) akan diperoleh volume semen lebih sedikit (kental) dari pada waktu pengambilan semen musim pada musim hujan.

Dosis terbaik untuk 1 (satu) kali IB pada ayam adalah 0,1 ml, dapat bertahan dan mampu membuahi selama 1 minggu. Semen ayam tidak dapat hidup pada bahan pengencer biasa. Oleh karena itu sebaiknya IB dengan menggunakan semen segar (fresh). Bila ingin menyimpan atau mengawetkan semen ayam, tambahkan fruktosa ke dalam pengencer. Kadar fruktosa semen ayam umumnya sangat rendah. Padahal fruktosa sangat penting sebagai sumber energi. IB pada ayam dapat berhasil dengan cara pemeliharaan sistem baterai (cage). Sering praktek IB pada ayam untuk maksud penyebaran bibit ayam jenis unggul guna perbaikan genetik ayam.

MENGAPA INSEMINASI BUATAN (IB) ?

  1. Mengurangi jumlah ayam jantan yang harus dipelihara :
  • kawin alamiah ….. : 1 jantan : 10 – 12 betina (8 – 10%);
  • inseminasi buatan : 1 jantan : 20 – 40 betina (2 – 5%) sehingga biaya pemeliharaan lebih hemat, hanya pejantan tangguh saja yang dipelihara;
  1. Fertilitasnya lebih baik dan konsisten (92 – 96%) bila dilakukan dengan benar;
  2. Seleksi terhadap ayam jantan dan betina bisa dilakukan lebih baik dengan sangkar individual;
  3. Dengan sangkar (cage) individual, kualitas telur tetas (hatching egg/HE) lebih baik, sehingga bisa diharapkan daya tetas (82 – 84%) dan daya jual lebih tinggi persentase-nya (80 – 82%).

Ayam Siap Dikawinkan

KAPAN DILAKUKAN INSEMINASI BUATAN ?

  1. Tentu saja harus punya induk ayam jantan dan betina yang terpilih dengan ratio :
    • tanpa pengenceran sperma : 1 ekor jantan vs 10 – 12 ekor betina;
    • dengan pengenceran sperma : 1 ekor jantan vs 20 – 40 ekor jantan.
  2. Untuk ayam pejantan, sangkarnya ukuran panjang 120 cm, 4 pintu, lebar 50 cm dan tinggi 50 cm, alas datar, 1 petak 1 ekor;
  3. Untuk ayam betina, ukuran sangkarnya panjang 120 cm, 4 pintu, lebar 40 cm, tinggi depan 36 cm, tinggi belakang 30 cm, alas miring ke depan 6 cm, 1 petak 2 ekor. Sama dengan sangkar ayam petelur, ukuran medium;
  4. Mulai di-inseminasi buatan bila ukuran telur yang akan ditetaskan sudah sesuai dengan standar minimum bobot badan DOC yang dihasilkan yakni 60% dari telur tetas :
    • ayam kampung asli, bobot minimum DOC 25 gram, maka bobot telur tetasnya minimum 42 gram;
    • ayam ras petelur, bobot minimum DOC 33 gram, maka bobot telur tetasnya minum 55 gram;
    • ayam ras pedaging, bobot minimum DOC 35 gram, maka bobot telur tetasnya minimum 58 gram.
  5. Aplikasi IB prinsipnya setelah telur keluar. Tetapi IB secara massal bisa dilaksanakan pada sore hari, minimum pukul 16:00 waktu setempat saat diperkirakan ayam sudah bertelur semua, bagi yang bertelur;

Telur tetasnya bisa diambil 2 hari setelah IB pertama, dalam kondisi sudah fertil

Comments are closed.