Bekatul pakan ternak diperoleh dari penggilingan padi yang diolah menjadi beras. Banyaknya bekatul padi yang dihasilkan tergantung pada cara penggilingan. Sebanyak ± 14,4% dedak kasar, ± 26,99% dedak halus, ± 3% bekatul dan ± 1-17% menir dapat dihasilkan dari berat gabah kering. Dedak dan bekatul padi cukup disenangi ternak. Pemakaian bekatul atau dedak padi dalam ransum ternak umumnya sampai 15% dari campuran konsentrat. Walaupun tidak mengandung zat anti nutrisi, pembatasan perlu dilakukan karena pemakaian dedak padi dalam jumlah besar dapat menyebabkan susahnya pengosongan saluran pencernaan karena sifat pencahar pada dedak. Tambahan lagi penggunaan bekatul pakan ternak dalam jumlah besar dalam campuran konsentrat dapat memungkinkan ransum tersebut mudah berbau tengik selama dalam penyimpanan. Salah satu penyebab bau tengik ini berasal dari tingginya kandungan lemak kasar pada bekatul atau dedak sehingga mudah mengalami oksidasi yang menyebabkan ransum cepat tengik. Secara kualitatif, kualitas dedak padi … Lanjutkan membaca