Views: 0
Pullet ayam layer ditransfer ke kandang produksi dari kandang peremajaan setelah tiba masanya. Kandang peremajaan ada 3 tipe :
- Lantai (Postal)
- Panggung (Slat)
- Sangkar (Cage)
Model kandang pullet :
- Terbuka (open hosue)
- Tertutup (closed house)
Masing-masing tipe dan model kandang tersebut bisa menggunakan tempat minum dan tempat pakan manual atau otomatis. Tentu saja masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya dari tipe dan model kandang peremajaan beserta sarana pemberian minum dan pakan tersebut di atas. Tetapi pada saat ini kita tidak bermaksud membahas hal tersebut.
Kapan Saat Yang Tepat Transfer Pullet?
- Pullet ayam layer ditransfer ke kandang produksi, saat yang tepat adalah ketika panjang kakinya (shank) sudah mencapai 10 cm;
- Umurnya bisa 12, 13 atau 14 minggu, tergantung masing-masing performans yang bisa dicapai oleh peternak. Tapi pencapaian panjang kaki 10 cm semakin cepat tandanya semakin baik kualitas pullet-nya;
- Bila panjang kaki belum mencapai 10 cm, artinya pertumbuhan anatominya belum mencapai titik hampir maksimum. Akibatnya ada resiko jangka panjangnya berupa banyaknya ayam layer yang lumpuh (fatigue cage = lelah kandang);
- Bila panjang kaki belum 10 cm, ada resiko pullet sulit untuk menjangkau air minum, terutama air minum dari nipple. Bagi ayam, sedikit minum, sedikit makan dan tidak minum, tidak makan, akhirnya mati;
- Transfer pullet pada umur 12 dan 13 minggu, bisa dilakukan dengan keuntungan masa adaptasi ayam sebelum produksi cukup lama.
Bagaimana Pelaksanaan Transfer Pullet Yang Baik?
- Seyogyanya pullet ditransfer pada umur 15 minggu setelah program vaksinasinya sudah komplit sampai vaksin ND+IB+EDS killed;
- Pada umur 15 minggu sudah dipastikan panjang kaki pullet sudah mencapai 10 cm;
- Ditransfer pada umur 15 minggu (105 hari), tidak lebih, karena layer modern awal produksinya cenderung maju, yaitu produksi rata-rata mingguan (Hen Week = HW) 5% bisa dicapai pada umur 18 – 19 minggu. Perlu waktu adaptasi di kandang produksi 1 – 2 minggu;
- Bila memungkinkan, transfernya pada sore sampai malam hari, tujuannya untuk menghindari stres akibat panas;
- Sebelum ditransfer, pastikan kondisi pullet sehat karena saat proses transfer bisa menyebabkan stres. Bila masih dalam kondisi sakit, mesti disembuhkan dulu;
- Ada yang wajib hukumnya, sebelum ditransfer, H-4, pullet diobati anti endo (cacing) dan ekto (kutu, gurem) parasit 1 hari dan dilanjutkan diobati antibiotika spektrum luas 3 hari, untuk membersihkan pernapasan dan pencernaannya. Tujuannya, men-transfer pullet tanpa men-transfer penyakit ke kandang produksi;
- Saat mengisi pullet ke dalam keranjang plastik (box), jangan melebihi kapasitasnya. Misal, box kapasitas 20 kg, isi 15 ekor pullet yang bobotnya rata-rata 1,3 kg/ekor;
- Setelah box diisi, letakkan di tempat teduh, baru dinaikkan ke atas truk yang dinding sampingnya dibuka sebagian atau seluruhnya, terbuka;
- Sesampai di tujuan, turunkan dulu semua box berisi pullet ditempat yang teduh, baru pullet dimasukkan ke sangkar (cage). Prinsipnya, pullet jangan dibiarkan dalam kondisi kepanasan di atas truk, baik saat mau berangkat mau pun saat tiba di tujuan;
- Di kandang produksi hendaknya sudah disiapkan air minum ditambah multivitamin plus elektrolit (anti stres), selama 5 hari;
- Di kandang produksi hendaknya disiapkan pakan standar developer, bisa ditambah pakan broiler starter 20% untuk keperluan seminggu. Tujuannya untuk segera memulihkan penurunan bobot badan ayam setelah proses transfer;
- Di kandang produksi, lampu perlu dinyalakan mulai pukul 18:00 – 21:00 waktu setempat, selama 3 hari. Tujuannya untuk mempercepat masa adaptasi terhadap lingkungan baru. Kemudian dikurangi secara bertahap 1 jam tiap hari dan akhirnya kembali tanpa nyala lampu tambahan;
- Bila pullet berasal dari kandang yang air minumnya tidak pakai nipple, yaitu pakai gallon manual atau otomatis model “bel” (bell drinker), pindah ke kandang produksi yang air minumnya pakai talang (pipa PVC belah), tidak ada masalah dengan proses minumnya ayam;
- Bila di kandang produksi air minumnya pakai nipple, maka wajib untuk mengajari, memberitahu dan menunjukkan ke ayam di mana dia bisa minum. Caranya, puting (nipple) harus ditutul-tutul atau dipencet-pencet tiap jam supaya air minum keluar dari puting dan ayam segera tahu sumber air minum dan segera bisa minum;
- Pada hari pertama water intake hanya 25%, hari kedua 50% dan pada hari ketiga 75% dari yang seharusnya. Water intake saat pullet, setara 2 kali dari feed intake. Setelah 7 hari, barulah pullet sudah tidak perlu diajari minum lewat nipple. Di kandang produksi bila air minumnya pakai nipple, ada resiko bobot badan jadi turun dibanding sebelum ditransfer. Maka dari itu, perhatikan benar soal minumnya ayam setelah di kandang produksi yang pakai nipple. Soal makannya ayam, jauh lebih mudah mengelolanya.