Dalam catatan sejarah usaha ayam ras petelur di Indonesia hampir selalu terjadi paradoks, yakni bila harga pakan naik justru harga telur turun. Kali ini kita akan mendiskusikannya dengan menghidari pengharapan akan campur tangan pemerintah di negara yang konon ‘agraris’ ini. Daripada menghabiskan tenaga dan waktu mengharap uluran tangan pemerintah, kita peternak Indonesia yang gagah berani akan berikhtiar sendiri mencari sebab dan menemukan pintu keluar dari kejatuhan harga produksi peternakan kita, khususnya harga telur. Petaka hancurnya harga telur terjadi karena : 1. Pihak pabrik pakan menawarkan kesempatan beli pakan dengan harga lama dalam tempo 7 hari ke depan. Maka, peternak ayam petelur yang biasa memakai pakan pabrikan (konsentrat atau pakan komplit) akan berusaha membeli sebanyak-banyaknya untuk keperluan 1 – 2 bulan ke depan. Syarat pembayarannya Cash Before Delivery (C.B.D.). Bagi peternak dengan populasi besar dan bermodal … Lanjutkan membaca