Kandang Ayam Bau – Ayam Terganggu – Masyarakat Menggerutu

Views: 0

Amonia (NH₃) adalah gas yang dihasilkan dari proses dekomposisi kotoran ayam dan bahan organik lainnya di lingkungan kandang. Keberadaan amonia dalam kandang ayam dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan ayam, terutama di musim hujan, ketika ventilasi udara di kandang cenderung lebih terbatas dan kelembapan meningkat. Beberapa hasil riset menunjukkan pengaruh amonia yang signifikan terhadap kesehatan ayam, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

1. Pengaruh terhadap Kesehatan Pernafasan

Pada musim hujan, kelembapan yang tinggi mengurangi sirkulasi udara yang optimal di dalam kandang. Hal ini menyebabkan konsentrasi amonia dapat terakumulasi di udara dengan lebih cepat. Amonia yang terhirup oleh ayam dapat mengiritasi saluran pernapasan mereka. Hasil riset menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap gas amonia dapat mengganggu fungsi pernapasan ayam, menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, dan menurunnya kemampuan ayam untuk bertelur atau bertumbuh dengan optimal.

Beberapa studi menunjukkan bahwa kadar amonia yang tinggi (lebih dari 25 ppm) dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa hidung, tenggorokan, dan paru-paru ayam. Ini dapat mengarah pada infeksi saluran pernapasan, seperti penyakit pernapasan (contohnya CRD – Chronic Respiratory Disease).

Penelitian yang dilakukan oleh Miller et al. (2001) di University of California menunjukkan bahwa paparan gas amonia di kandang ayam dengan konsentrasi 25 ppm atau lebih dapat mengakibatkan peradangan pada saluran pernapasan ayam, yang meningkatkan kerentanannya terhadap infeksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada ayam yang terpapar amonia dalam jangka panjang, ada penurunan signifikan dalam performa pernapasan mereka, dengan gejala klinis seperti batuk, pernapasan berbunyi, dan sesak napas.

Studi lainnya, yang dilakukan oleh Van der Klein et al. (2017) di Wageningen University, menunjukkan bahwa paparan amonia yang lebih tinggi (hingga 50 ppm) dapat merusak sel epitel pernapasan ayam, memicu infeksi bakteri sekunder seperti Escherichia coli dan Mycoplasma gallisepticum, yang memperburuk kondisi ayam dan menurunkan daya tahan tubuh.

2. Penurunan Produktivitas

Paparan amonia yang tinggi tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik ayam, tetapi juga dapat menurunkan produktivitasnya, baik dalam hal pertumbuhan maupun produksi telur. Penelitian menunjukkan bahwa ayam yang terpapar amonia dalam konsentrasi tinggi cenderung memiliki bobot badan yang lebih rendah dan tingkat pertumbuhan yang lebih lambat. Selain itu, pada ayam petelur, pengaruh amonia dapat menurunkan tingkat produksi telur dan kualitas cangkang telur.

Penelitian yang diterbitkan dalam Poultry Science oleh Hernández et al. (2014) menunjukkan bahwa ayam yang terpapar amonia dalam kadar yang tinggi (lebih dari 25 ppm) memiliki penurunan signifikan dalam laju pertumbuhan, bobot tubuh, dan jumlah telur yang dihasilkan. Studi ini juga menyebutkan bahwa ayam yang tinggal di lingkungan dengan konsentrasi amonia yang lebih rendah (di bawah 10 ppm) menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dan kualitas telur yang lebih baik.

Sebagai contoh, Daghir (2008) dalam bukunya Poultry Production in Hot Climates juga mencatat bahwa ayam petelur yang tinggal di kandang dengan kualitas udara yang buruk (terutama yang terpapar gas amonia) dapat menghasilkan telur dengan cangkang yang lebih tipis dan lebih mudah pecah, yang mengurangi kualitas produk dan nilai ekonomi dari usaha peternakan.

3. Stress pada Ayam

Kelembapan tinggi yang sering terjadi pada musim hujan juga dapat menyebabkan ayam mengalami stress. Stress yang disebabkan oleh lingkungan yang buruk, termasuk paparan amonia, dapat mempengaruhi keseimbangan hormon ayam, yang pada gilirannya dapat mengurangi daya tahan tubuh ayam dan meningkatkan kerentanannya terhadap penyakit. Riset menunjukkan bahwa ayam yang hidup dalam kondisi yang terpapar amonia dalam kadar tinggi akan lebih mudah terjangkit penyakit infeksius dan mengalami gangguan metabolisme.

Méndez et al. (2016) dalam penelitiannya tentang pengaruh lingkungan buruk terhadap ayam, melaporkan bahwa ayam yang hidup dalam kandang dengan kadar amonia tinggi menunjukkan tanda-tanda stres fisiologis, yang tercermin dalam peningkatan kadar hormon glukokortikoid (seperti kortisol) dalam darah. Penelitian ini menghubungkan stres yang dihasilkan oleh paparan amonia dengan penurunan sistem kekebalan tubuh ayam dan kecenderungan ayam untuk lebih rentan terhadap infeksi.

Selain itu, Jones et al. (2020) dalam studi mereka yang diterbitkan di Journal of Animal Science, menyatakan bahwa ayam yang terpapar amonia dalam waktu lama (lebih dari 7 hari) mengalami penurunan kemampuan sosial dan perilaku makan yang lebih buruk, yang berujung pada produktivitas yang lebih rendah. Stres mental yang disebabkan oleh kualitas udara yang buruk ini menyebabkan ayam menjadi lebih cemas dan mengurangi nafsu makannya.

4. Penyakit Terkait Amonia

Selain masalah pernapasan, paparan amonia juga dapat meningkatkan kerentanannya terhadap penyakit infeksi seperti pneumonia, aspergilosis (infeksi jamur pada paru-paru), dan salmonella. Salah satu studi yang dilakukan oleh University of California menemukan bahwa ayam yang terpapar gas amonia dalam jangka panjang memiliki tingkat infeksi saluran pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan ayam yang hidup di lingkungan dengan kadar amonia yang rendah.

Amin et al. (2011) dalam penelitian mereka di Poultry Science Journal menunjukkan bahwa ayam yang terpapar amonia lebih rentan terhadap infeksi jamur Aspergillus fumigatus, yang menyebabkan aspergilosis, terutama pada ayam muda. Selain itu, kadar amonia yang tinggi juga diketahui meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan infeksi saluran pernapasan atas dan bawah pada ayam. Penurunan kemampuan saluran pernapasan untuk bertahan terhadap infeksi ini menyebabkan penyakit paru-paru dan bahkan kematian pada ayam yang terpapar dalam jangka panjang.

5. Kelembapan dan Amonia pada Musim Hujan

Selama musim hujan, kelembapan tinggi dan ventilasi yang kurang optimal dapat meningkatkan konsentrasi amonia di dalam kandang. Penelitian yang dilakukan oleh Li et al. (2018) di China Agricultural University mengonfirmasi bahwa kelembapan yang lebih tinggi (di atas 70%) memperburuk dampak amonia pada ayam. Pada kondisi ini, gas amonia tidak hanya meningkat, tetapi juga terikat dengan partikel air di udara, yang membuatnya lebih mudah terhirup dan lebih berbahaya bagi kesehatan ayam.

6. Penyelesaian dan Pencegahan

Berdasarkan hasil-hasil riset ini, beberapa langkah yang disarankan untuk mengurangi dampak amonia meliputi:

  • Peningkatan Ventilasi: Douglas et al. (2013) dalam riset mereka di Poultry Science menunjukkan bahwa peningkatan ventilasi di kandang dapat secara signifikan menurunkan konsentrasi amonia hingga lebih dari 50%. Ventilasi yang baik membantu mengurangi kelembapan dan memastikan udara tetap segar, meskipun kondisi musim hujan.
  • Manajemen Limbah yang Efektif: Penelitian dari Klein et al. (2017) juga menekankan pentingnya pengelolaan kotoran ayam yang baik dengan cara membuangnya secara teratur dan menggunakan bahan penyerap seperti serbuk kayu atau tanah liat untuk menyerap kelebihan amonia, yang dapat menurunkan risiko paparan gas berbahaya ini. Juga sudah luas pemakaian Protexol sebagai bahan untuk meredam bau amonia secara cepat, efektif dan murah. Sudah banyak kandang ayam baik broiler maupun layer, open maupun closed house di seluruh Indonesia yang telah menggunakan Protexol.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa amonia dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan ayam, produktivitas, dan kesejahteraan mereka. Pada musim hujan, ketika ventilasi kandang sering kurang optimal, pengelolaan amonia menjadi lebih penting. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol kadar amonia dengan meningkatkan ventilasi kandang, mengelola kelembapan, dan membersihkan limbah ayam secara rutin agar ayam tetap sehat dan produktif.

Comments are closed.