Kisah nyata berikut ini dikirim oleh drh. Muhammad Fadhlullah Mursalim kepada kami melalui e-mail. Beliau adalah Kepala Produksi sebuah perusahaan kemitraan ayam broiler di Makassar, Sulawesi Selatan.
Bu Fatimah seorang peternak ayam broiler di salah satu perusahaan kemitraan di Desa Prasejarah Leang-leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan sering mengeluh mengenai pendapatan yang sedikit setelah panen. Selama 3 periode chick-in hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan Bu Fatimah. Bahkan sempat dia cuma mendapatkan uang kompensasi. Telusur demi telusur saya sebagai dokter hewan yang bertugas sebagai Kepala Produksi menginvestigasi masalah yang merupakan penyebab pendapatan yang tidak sesuai dengan harapan Bu Fatimah. Ternyata hasil investigasinya lagi-lagi masalah klasik dari pemeliharaan ayam broiler yaitu masalah manajemen pemeliharaan. Peternakan Bu Fatimah selalu terkendala bau amonia dari sekam dan adanya genangan air yang bercampur kotoran di bawah kandang. Saya sebagai dokter hewan lapangan menjunjung tinggi prinsip ‘lebih baik mencegah daripada mengobati’.
Setelah itu saya menganjurkan untuk mencoba produk Protexol untuk mengatasi masalah manajemen yang dihadapi Bu Fatimah. Pada periode chick-in selanjutnya Bu Fatimah mulai menggunakan Protexol yang saya anjurkan dengan dosis 3 gelas air mineral ukuran 220 ml untuk alat semprot pertanian kapasitas 15 liter yang dicampurkan dengan air dan setengah gelas air mineral untuk spray ukuran kecil. Setelah beberapa kali aplikasi saya kontrol perkembangan dan pertumbuhan ayam Bu Fatimah lebih bagus dari periode-periode sebelumnya. Bau amonia yang biasa tercium di luar kandang Bu Fatimah yang bisa dirasakan dari jalan samping kandangnya sekarang tidak tercium lagi. Pasca panen Bu Fatimah mendapatkan hasil sesuai harapannya bahkan lebih. Terima kasih Protexol.