Di dalam budidaya ayam ras pedaging atau lebih umum disebut ayam broiler, tata letak dan pengaturan kandang sangat berperan dalam keberhasilan usaha ini. Saking pentingnya sampai-sampai teknologi perkandangan terus berkembang belakangan ini dengan apa yang disebut sistem kandang closed house. Mengingat masih tingginya biaya investasi pembuatan kandang closed house, kebanyakan peternak di Indonesia masih membudidayakan ayam broiler di kandang tradisional berbentuk postal atau panggung.
Kali ini kita akan membahas persoalan yang sering terjadi di dalam kandang-kandang ayam broiler tradisional yaitu kondisi ayam yang merasa kepanasan terutama di bagian tepi kandang akibat sinar matahari. Jika hal ini terjadi, maka akan tampak ayam-ayam bergerombol ke tengah. Akibatnya ayam-ayam akan saling berjejalan, suhu tambah panas dan kekurangan oksigen. Ayam-ayam akan terengah-engah (panting) sebagai cara alami untuk melepas suhu panas tubuhnya. jika ini tidak segera ditangani dengan segera dan benar, bukan tidak mungkin akan terjadi peningkatan kematian akibat heat stress (stres panas).
Langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh peternak untuk menghindarkan dan mengatasi persoalan ini antara lain:
- Pasanglah net anggrek/paranet yang lebarnya 2 meter. Pasang secara menggantung di luar kandang di bawah tiris.
- Pada saat suhu panas di atas 30° C, puasakan ayam selama 3 jam mulai pukul 12.00-15.00. Angkat tempat pakannya tinggi-tinggi. Minum tetap diberikan berupa air putih atau multivitamin+elektrolit (anti stres).
- Obat yang paling mujarab untuk menurunkan suhu dalam kandang adalah dengan kipas angin berkecepatan 2 meter/detik ukuran 52 inchi dengan motor elektrik 1,5 HP. Dipasang setiap 20-25 meter di dalam kandang dengan posisi searah. dengan konsumsi listrik yang 3 KW, nyalakan kipas pada saat panas saja. Pasangi alat pengatur waktu (timer) agar menyala otomatis antara pukul 10.00-15.00.