Sering berjangkitnya penyakit malaria pada ayam pada kondisi cuaca seperti di bulan Mei – Agustus, atau di bulan-bulan yang hujan dan panas datang silih berganti adalah siklus yang sudah sangat sering dijumpai menyerang kandang–kandang ayam. Akibat yang ditimbulkan karena curah hujan yang tinggi ini adalah tingkat penyakit malaria pada ayam yang banyak menyerang beberapa peternakan ayam di daerah dataran rendah.
Genangan air menjadi media yang cocok bagi perkembangbiakan nyamuk malaria. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa Plasmodium gallinaceum ini banyak menyerang terutama ayam broiler dan ayam petelur yang dipelihara di dekat lingkungan yang terdapat lahan berair. Penyakit ini dapat menular terutama pada ayam yang sekandang melalui nyamuk sebagai vektornya.
Suhu dan kelembaban yang tinggi menyebabkan ayam banyak minum untuk menurunkan suhu tubuhnya sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya kondisi wet litter (kotoran basah) dan memicu munculnya kasus Leucocytozoonosis atau malaria ini.
Gejala Penyakit Malaria Pada Ayam
Gejala klinis yang ditunjukkan adalah munculnya bintik-bintik merah di bawah kulit dan di permukaan kulit bahkan otot. Ayam terlihat sangat lesu dan sangat sering menggigil kedinginan. Feses akan berwarna kehijauan dan encer. Gejala yang terlihat pada ayam dapat dibagi dalam tiga bentuk yaitu: bentuk akut, bentuk kurang akut dan bentuk paralisis.
- Bentuk akut terlihat ayam meringkuk di sudut kandang, muka dan jengger bengkak, kondisi semakin buruk dan mati dalam waktu singkat dan pada pemeriksaan ulas darah 80% dari sel darah merahnya mengandung Plasmodium gallinaceum.
- Bentuk kurang akut ayam terlihat pucat pada muka dan jengger, kondisi lemah dan ada diare berwarna hijau.
- Bentuk paralisis tidak banyak dijumpai dan biasanya terjadi pada pada ayam yang sembuh dari serangan akut dan sudah diobati. Bentuk paralisis terjadi karena adanya hambatan pada buluh darah di otak yang berisi merozoit biasanya terjadi pada tahap eksoeritrosit dan ayam akan mengalami kematian karena sudah susah diobati. Gejala klinis lainnya adalah ayam sulit bernafas, anemia, nafsu makan menurun, kurus, bulu mengerut tidak teratur dan ayam mengalami depresi.
Pencegahan Secara Non Kimia
Pencegahan nyamuk yang menyerang ayam tidak lepas dari cara-cara pencegahan nyamuk pada umumnya. Pemberian multi vitamin, minuman elektrolit serta disinfeksi kandang dan lingkungan terbukti ampuh mengatasi penyakit ini. Untuk menanggulangi serangan nyamuk bisa dengan pemasangan kelambu atau screen di kandang untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalam kandang.
Salah satu teknik pencegahan serangan nyamuk malaria secara non kimia yang ampuh dan yang terpenting murah sekaligus aman bagi ayam adalah sebagai berikut:
- Sediakan botol plastik bekas air mineral atau minuman bersoda ukuran 1,5 liter dan belah dengan pisau tajam menjadi 2 bagian.
- Ambil gula merah secukupnya, seduh ke dalam 200 ml air panas, tunggu sampai dingin.
- Air gula merah yang telah dingin tuangkan ke belahan botol plastik bagian bawah.
- Masukkan ragi secukupnya tanpa diaduk (untuk menimbulkan karbondioksida), lalu pasanglah belahan botol bagian atas dengan posisi terbalik (mulut botol menghadap ke bawah).
- Bungkus botol plastik dengan sesuatu yang berwarna hitam, kecuali bagian atas. Letakkan di beberapa bagian dalam dan luar kandang ayam.
- Periksalah setelah 10 – 15 hari. Anda akan mendapati ribuan nyamuk malaria yang terperangkap dan mati di dalamnya.
Pencegahan Dan Kontrol Secara Kimia
Sebagai upaya pencegahan terhadap outbreak malaria yang akut, khususnya yang disebabkan oleh L. caulleryi, dapat digunakan golongan sulfa, seperti Sulfaquinoxaline (0,005%) atau Sulfadimetoxine (0,0025%) dicampur dalam makanan atau air minum. Bisa juga digunakan Pyrimethamine (0,00005%) atau Clopidol (0,0125 – 0,025%) dalam makanan, tetapi hanya diberikan sampai umur 18 minggu.
Pencegahan dapat dilakukan dengan membersihkan sarang-sarang nyamuk malaria, abatisasi, yaitu penanggulangan stadium pra-dewasa nyamuk malaria dengan abate satu sendok makan yang dilarutkan untuk 100 liter pada bak penampungan air, bisa juga dengan melakukan drainase pada genangan air di sekitar kandang.
Kontrol diutamakan terhadap terjadinya kontak langsung antara vektor serangga dengan hospes. Penyemprotan dengan insektisida pada tempat-tempat yang diduga sebagai sarang vektor dapat sedikit membantu, meskipun belum bisa dikatakan sebagai tindakan pencegahan yang tuntas dan menyeluruh.
Semoga bermanfaat dan membantu para peternak ayam dalam mencegah dan menanggulangi penyakit malaria pada ayam.