Keprihatinan kita sekalian para pelaku dan pemerhati usaha ternak unggas rakyat di Indonesia menghadapi berbagai persoalan yang mendera bertubi-tubi selama beberapa tahun terakhir, seperti: semakin sulitnya memperoleh DOC yang juga harganya semakin mahal, harga pakan yang bertambah mahal, harga jual ayam/telur di tingkat peternak yang sebentar tinggi tapi kemudian lama rendahnya, lemahnya daya tawar peternak dibandingkan kekuatan broker/bakul/bandar, hampir tidak adanya perhatian instansi pemerintah kepada peternak unggas rakyat, peraturan perundang-undangan yang sudah tak memihak peternak unggas rakyat mandiri dan lain sebagainya. Usaha dan upaya telah dilakukan oleh beberapa organisasi/asosiasi/perhimpunan peternak baik secara formal maupun informal untuk menemukan jalan keluarnya. Mulai dari unjuk perasaan ke kepala dinas peternakan, bupati, gubernur, dirjen, menteri, DPR, MK dan bahkan presiden. Hasilnya adalah jalan buntu, bukan jalan keluar. Kenapa gagal? Karena unjuk perasaan dilakukan hanya oleh beberapa puluh/ratus/sedikit ribu orang. … Lanjutkan membaca
detik.com – Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf mengaku pihaknya telah lama melakukan pendalaman untuk kasus kartel unggas. Hal ini disebabkan ditemukannya kelangkaan dan keterbatasan stok di sejumlah daerah. “Waktu itu kami langsung ke Makassar, Pontianak, Semarang, Bandung, Jogjakarta, dan Medan,” ujar dia dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis (13/10/2016). KPPU kemudian melakukan proses monitoring ke daerah. Dan dalam proses monitoring, KPPU menemukan indikasi yang mengarah ke praktek kartel atau persekongkolan antar pelaku usaha, yang secara sengaja membatasi pasokan ke pasar melalui proses afkir dini, yang membuat harga day old chicken (DOC) menjadi mahal di pasar. Syarkawi mengatakan, hal ini mengakibatkan terjadinya kelangkaan DOC (day old chicken) alias benih ayam yang signifikan di peternak mandiri, dan menyebabkan harga DOC naik. “DOC langka dan terbatas. Bahkan beberapa peternak mandiri tidak mendapat pasokan DOC. … Lanjutkan membaca