Harga Pakan vs Biaya Pakan – Berbeda Dan Harus Dibedakan

Kenapa ayam harus makan banyak-banyak kalau makan sedikit saja sudah cukup di mana bobot badannya bisa sesuai dengan standar, keseragaman bisa 85% dan ayam sehat?

Hal ini dipicu dengan semakin mahalnya harga pakan, maka para peternak harus berusaha mengubah orientasi berpikir dan bertindaknya tentang pakan ayam secara menyeluruh. Dulu, 10 tahun yang lalu atau sebelumnya peternak mengikuti pola pikir bahwa Feed Intake (FI) harus sebanyak-banyaknya supaya produksinya tinggi. Tidak salah memang bila harga pakan masih relatif murah. Tetapi, bila harga pakan mahal dan akan semakin mahal, pola pikir tersebut menjadi kurang relevan. Sebab ada faktor pembatas yang mesti diperhitungkan yaitu Feed Conversion Ratio (FCR). Walaupun produksinya tinggi, bila FCR-nya juga besar, di atas standar, biaya pakan tetap saja masih relatif mahal.

Contoh pada ayam petelur, bila FI-nya seperiode rata-ratanya 115 gram/ekor/hari, maka selama masa produksi umur 20 – 80 minggu = 61 minggu x 7 hari = 427 hari x 0,115 kg/ekor/hari = 49,11 kg pakan/ekor/periode. Walaupun produksi telurnya tinggi, Hen House (H.H)-nya bisa dapat 21 kg telur/ekor/periode, maka FCR totalnya masih 2,34. Bila harga pakan rata-rata Rp 4.700,-/kg, maka biaya pakannya = Rp 10.998,-/kg telur. Bila beban biaya pakan setara ± 75% dari HPP, sedangkan yang biaya lain-lain 25%, maka HPP-nya = Rp 10.998 x 100/75 = Rp 14.664,-/kg telur. Bila peternak bisa mengusahakan biaya pakan serendah mungkin, misal Rp 10.000,-/kg telur atau kurang, dengan asumsi biaya pakan setara ± 75%, maka HPP-nya = Rp 13.333,-/kg telur. Ada penghematan yang luar biasa banyaknya, Rp 1.331,-/kg telur.

Satu-satunya cara untuk menurunkan biaya pakan adalah mengusahakan supaya FCR-nya rendah, serendah-rendahnya. Untuk ayam petelur misalnya, harus diusahakan FCR-nya rata-rata di bawah 2,10, misal 2,08. Bila harga pakannya lebih mahal sedikit menjadi Rp 4.800,-/kg, maka biaya pakannya Rp 9.984,-/kg telur.

Harap dibedakan antara harga pakan (Rp/kg pakan) dengan biaya pakan (Rp/kg telur atau ayam hidup).

Harga pakan dibentuk oleh :

1. harga bahan baku pakan;

2. formula pakan dan spesifikasi pakan;

3. biaya produksi;

4. biaya transport kirim;

5. biaya penyusutan;

6. biaya penjualan/pemasaran;

7. hutang dan bunga pinjaman oleh produsen/pabrik pakan : rupiah atau dolar USA. Ini dibebankan kepada pembeli melalui harga jual. Produsen atau pabrik yang hutang, pembeli/peternak disuruh ikut menanggung, secara tidak langsung.

Biaya pakan :

1. adalah salah satu komponen pembentuk harga pokok produksi telur (butir/kg) atau ayam broiler hidup (ekor/kg), porsinya ± 75%;

2. dipengaruhi oleh harga pakan;

3. dipengaruhi oleh kualitas pakan;

4. dipengaruhi oleh pola manajemen pemeliharaan supaya menghasilkan performance tinggi dengan biaya pakan (FCR) rendah;

5. dipengaruhi oleh model kandangnya yang akan mempengaruhi performance dan FCR

6. kualitas bibit.

Mulai saat ini dan seterusnya, kita peternak (layer dan broiler) harus lebih fokus atau lebih menitikberatkan bagaimana menekan biaya pakan. Bukan hanya harga pakan. Kenyataannya, harga pakan murah belum tentu lebih menguntungkan.

Comments are closed.