Pendapat pribadi. Sebelum belajar ilmu nutrisi, kita wajib belajar dulu ilmu anatomi dan fisiologi saluran pencernaan dari paling depan (mulut) sampai paling belakang (anus). Nama lengkap ilmunya, “MOUTH, OESOPHAGUS, GASTRO AND INTESTINAL TRACT INTEGRITY”. Keutuhan traktus (organ) usus, gastro (lambung), esofagus dan mulut. Disingkat MOGITI. Ayam layer (petelur) meskipun dibuatkan pakan lengkap, seimbang dan disukai oleh ayam dengan kualitas yang baik sekalipun, bila MOGITI-nya tidak baik, tidak utuh, tidak integriti, maka sebagian akan ikut dibuang bersama kotoran (faeces). Bisa jadi SIA-SIA. Malah kata Abdel Achryan bisa jadi SIA-SIB. Contoh.Sebagian pabrikan pakan dan peternak ayam layer masih menggunakan bahan baku bungkil kelapa sawit (BKS) yang masih ada pecahan tempurung kelapanya. Bentuk pecahan tempurung kelapa ada yang tidak beraturan, pipih dan lancip, menyebabkan luka di dinding dalam saluran pencernaan. Dengan adanya luka tersebut, maka akan muncul infeksi … Lanjutkan membaca
Tag Archives: pakan
Untuk menyusun pakan ternak, diperlukan sejumlah bahan baku pakan. Baik dari hasil pertanian, perkebunan dan industri yang dikenal juga dengan istilah bahan baku pakan MAKRO, yakni : > Jagung; > Dedak; > Katul; > Bungkil kacang kedelai; > Bungkil kelapa sawit; > Polar gandum; > Tepung ikan; > Tepung gaplek; > Tepung tulang dan daging (MBM); > Corn gluten meal (CGM); > Corn gluten feed (CGF); > Bungkil kelapa kopra; > Rapeseed; > DCP atau MCP; > Tepung batu kapur (limestone); > Menir batu kapur (grit); > Ampas tahu; > Ampas bir; > Ampas kelapa; > Ampas singkong (onggok); > Molase (tetes tebu); > Dan lain-lain, masih banyak ragamnya, >50 item. Di samping itu juga diperlukan bahan baku pakan MIKRO yang diberikan dalam jumlah kecil dengan berbagai tujuan yang sering disebut PELENGKAP dan IMBUHAN PAKAN. … Lanjutkan membaca
Mengingat semakin tumbuh dan atau berkembangnya populasi ternak/unggas dan semakin meningkatnya kebutuhan pangan untuk manusia yang berasal dari hewan serta konversi dari bahan baku pakan menjadi energi terbarukan. Hal ini menyebabkan semakin mahalnya harga bahan baku pakan ternak/unggas. Biaya pakan menempati porsi dominan dari biaya produksi ternak/unggas ± 75%. Semakin tahun harga pakan akan semakin mahal. Di sisi lain, harga jual produk ternak/unggas tidak serta merta bisa menyesuaikan naik. Hal ini disebabkan keterbatasan daya beli masyarakat. Tinggalkan teori yang mengajarkan bahwa feed intake layer harus banyak, 115 -120 gram/ekor/hari atau bahkan lebih. Bila diikuti secara membabi buta akan menyebabkan usaha peternakan terjerumus menjadi boros, F.C.R rata-rata semua umur bisa 2,30 atau lebih. Menjadi tidak kompetitif. Saat memasuki era pasar bebas tarif ASEAN (MEA) 2015 saja, bisa menyebabkan GULUNG KANDANG. Maka, kita – para peternak – harus … Lanjutkan membaca