Pendapat pribadi.
Sebelum belajar ilmu nutrisi, kita wajib belajar dulu ilmu anatomi dan fisiologi saluran pencernaan dari paling depan (mulut) sampai paling belakang (anus). Nama lengkap ilmunya, “MOUTH, OESOPHAGUS, GASTRO AND INTESTINAL TRACT INTEGRITY”. Keutuhan traktus (organ) usus, gastro (lambung), esofagus dan mulut. Disingkat MOGITI.
Ayam layer (petelur) meskipun dibuatkan pakan lengkap, seimbang dan disukai oleh ayam dengan kualitas yang baik sekalipun, bila MOGITI-nya tidak baik, tidak utuh, tidak integriti, maka sebagian akan ikut dibuang bersama kotoran (faeces). Bisa jadi SIA-SIA. Malah kata Abdel Achryan bisa jadi SIA-SIB.
Contoh.
Sebagian pabrikan pakan dan peternak ayam layer masih menggunakan bahan baku bungkil kelapa sawit (BKS) yang masih ada pecahan tempurung kelapanya. Bentuk pecahan tempurung kelapa ada yang tidak beraturan, pipih dan lancip, menyebabkan luka di dinding dalam saluran pencernaan. Dengan adanya luka tersebut, maka akan muncul infeksi Clostridium perfringen yang sebetulnya fauna normal di usus besar. Sakitnya disebut Clostridiasis. Lebih dikenal dengan nama Necrotic Enteritis (NE). Bentuknya mencret, warna hijau dan masih ada bahan baku pakan (biji jagung dll) yang masih utuh, tidak tercerna dan tidak terserap.
Kemudian ada seorang nutrisionist yang mengatakan bahwa, BKS di pabrik kami digiling ulang, bentuknya menjadi lebih kecil.
Itu terbalik.
Dengan ukuran lebih kecil, justru lebih tajam. Silakan dibandingkan antara paku 5 inchi dengan peniti, tusukan ke kulit lengan. Tentu lebih sakit ditusuk peniti.
Jangankan untuk unggas, untuk ternak ruminansia pun saya tidak mau pakai BKS yang masih ada pecahan tempurung kelapanya. Saya masukkan ke dalam daftar negatif bahan pakan yang tidak layak pakai. Kecuali suatu saat bila BKS sudah tidak ada pecahan tempurung kelapanya baru saya mau pakai.
MOGITI
Kiat agar MOGOTI (mouth, oesophagus, gastro, intestinal integrity) tetap integriti (utuh), pakai rumus 3 JANGAN, sebagai berikut :
Pertama.
Jangan menggunakan bahan baku pakan apa pun yang sudah berjamur. Karena batas toksin dalam pakan yang masih bisa ditoleransi oleh saluran pencernaan ayam hanya 30 PPB (part per billion) per semilyar. Bukan PPM, part per sejuta. Bebek malah lebih rendah lagi, 10 PPB.
Kedua.
Jangan menggunakan bahan baku pakan yang bisa menyebabkan iritasi di dinding dalam saluran pencernaan unggas. Misal bungkil kelapa sawit yang masih ada pecahan tempurung kelapanya, sekam padi dan kulit kacang tanah digiling walau pun menggilingnya lembut selembut bedak. Semakin kecil ukurannya justru semakin tajam. Dan, sekam padi dan kulit kacang tanah mengandung silika, bahan baku kaca.
Ketiga.
Jangan memberi pakan ke unggas dengan kadar serat kasar tinggi, di atas 5%.