Itik, entok dan unggas air lainnya banyak dipelihara di daerah pedesaan terutama yang terdapat aliran sungai dan persawahan. Dalam beternak itik terdapat beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan ternak lainnya antara lain ternak itik dapat tumbuh lebih cepat dari ternak ayam, terlebih kelompok itik pedaging seperti peking. Pada umur satu bulan itik peking dapat mencapai berat 1,5 kg.
Dalam sistem perkandangan per satu m² diisi 4 ekor dan untuk menghilangkan bau amonia kandang perlu diberi kapur/gamping atau disemprot Protexol dan ditaburi dengan sekam atau serbuk gergaji sehingga kandang tidak becek. Ternak itik kadang tidak luput dari serangan penyakit dan salah satu penyakit pada itik dan unggas air lainnya yang sangat mematikan adalah botulism, hal ini sering terjadi secara mendadak terutama pada itik yang diumbar.
Penyebab dari penyakit botulism adalah bakteri Clostridium botulinum. Clostridium botulinum merupakan bakteri gram positif, dalam hidupnya tidak memerlukan oksigen, berbentuk batang, memproduksi toksin dan berspora. Berdasarkan spesifisitas serologis dari toksin yang dihasilkan terdapat tujuh tipe Clostridium botulinum yaitu A sampai G. Tipe A, B, E, dan F banyak terdapat pada kasus botulism pada manusia, sedangkan pada hewan lebih banyak tipe C dan D. Kematian pada itik dan unggas air lainnya terjadi setelah itik makan bangkai atau makanan yang tercemar oleh bakteri Clostridium botulinum yang telah menghasilkan racun. Clostridium botulinum pada itik dapat tumbuh pada suhu 40°C dan temperatur terendah sekitar 15°C.
Gejala yang tampak pada itik yang terserang botulism adalah terjadi kematian secara mendadak sesuai dengan jumlah toksin yang sudah termakan dan terjadi secara cepat, sedangkan bila jumlah toksin tidak terlalu banyak, gejala akan muncul 1-2 hari yang ditandai dengan kelumpuhan terutama pada bagian leher.
Tanda-tanda botulism pada itik adalah terjadi kelumpuhan pada seluruh anggota tubuh dan yang sangat jelas terlihat atau menciri adalah adanya kelumpuhan pada daerah leher, sehingga itik tidak dapat menegakkan kepala. Penyakit ini berlangsung secara cepat atau akut sehingga sulit untuk dilakukan pengobatan.
Pertolongan pertama yang memungkinkan pada kasus yang belum parah dapat diberikan minum air kelapa hijau sebagai penangkal racun ditambah antibiotika untuk menghindari terjadinya infeksi sekunder. Bila memungkinkan itik yang sakit dapat diberikan obat-obatan pencahar agar bakteri beserta racunnya dapat keluar dari saluran pencernaan. Pengobatan secara tradisional yang dapat membantu adalah dengan memberikan minyak kelapa satu sendok makan dan air minum yang bersih dengan harapan itik menjadi haus dan minum air yang banyak sehingga racun dapat keluar dari tubuh
Pencegahan dapat dilakukan antara lain:
- jika terdapat itik atau entok yang mati harus dikubur jangan dibuang ke sungai, karena dapat menjadi sumber bakteri Clostridium botulinum dan penyakit lainnya,
- kebersihan kandang dan peralatan pakan dan minum perlu diperhatikan dan penyemprotan dengan desinfektan secara rutin merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.