Hentikan Kotoran Ayam Petelur Yang Basah Dengan Zipromax

Menjelang siang 18 April 2013 kami memasuki gerbang Kota Blitar. Sejenak kami melewati kota untuk menuju arah Kediri, ke tujuan kami di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Di traffic light perempatan polwan, kami belok ke kanan langsung ke jantung kota kecamatan. Pemandangan khas pedesaan menyapa kami dengan bentangan persawahan di kanan kiri jalan. Ponggok adalah salah satu kecamatan sentra peternakan ayam petelur rakyat di Blitar. Layaknya masyarakat Madura yang hampir tiap keluarga memelihara sapi, di sini hampir tiap keluarga memelihara ayam petelur mulai dari sekedar beberapa ratus ekor sampai beberapa ribu ekor. Tak terkecuali sosok yang akan kami kunjungi ini.

Senyum ramah nan hangat Sudaryanto sekeluarga menyambut begitu kami membuka pintu mobil di halamannya yang luas asri. Sudaryanto tinggal di Dusun Sumber Nanas, Desa Ponggok, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar – Jawa Timur. Peternakan 2.500 ekor ayam petelur dikelolanya bertahun-tahun sebagai pekerjaan bersama keluarganya. Semua hal dikerjakannya sendiri, mulai dari: membuat kandang dari bilah bambu, memelihara pullet (dari DOC sampai menjadi ayam petelur remaja), mengolah pakan self mixing, memberi makan dan minum ayam, memungut telur tiap hari sampai membersihkan area kandang. Untuk memasarkan hasil telur, sudah ada bakul langganan yang menjemput langsung di lokasi kandang. Sayang kami tidak bisa mengabadikan proses penimbangan saat telur dijual karena, kata Sudaryanto, baru kemarin telur diambil bakul. Biasanya bakul datang 2-3 hari sekali.

Kami memilih Sudaryanto sebagai salah satu peternak untuk pemakaian perdana produk Zipromax karena figur yang satu ini sesuai dengan yang kami cari, yaitu: pekerja keras, berkemauan keras, selalu mau belajar dan teachable (bersedia mengikuti aturan main yang kami tentukan yakni melaporkan perkembangan hasil pemakaian Zipromax setiap minggu).

Maka 1 jerigen Zipromax isi 5 liter dipergunakan pada 1 kandang ayam petelur produktif berumur 1,5 tahun sebanyak 650 ekor dan 1 kandang pullet mulai dari DOC sampai umur 26 hari (saat kunjungan kami ini). Dosis yang kami tentukan adalah 1 sendok makan (5 cc) dilarutkan ke setiap 4-5 liter air minum. Berikan ke ayam umur berapapun dengan jangka pemberian 5-6 jam harus sudah habis.

Melalui handphone Sudaryanto tiap minggu rutin mengabarkan dengan antusias berbahasa Indonesia campur Jawa bahwa ayamnya sehat-sehat, makannya baik, produksi telur stabil tak naik turun, telurnya terasa lebih berat dan kuning telur lebih kuning warnanya. Yang paling disuka adalah kotoran ayamnya menjadi mringkil-mringkil (Bhs. Jawa = kering dan padat, tidak basah) meski minumnya begitu hebat. Efek baiknya, tumpukan kotoran di bawah kandang tidak tampak lagi dipenuhi larva-larva lalat (belatung) yang menjijikkan bagi yang tak biasa melihatnya. (Saksikan video berjudulZipromax Petelur Blitar’ di sebelah kanan).

Begitulah, Ardhi Borneo Gemilang meluncurkan produk terbaru dengan merk Zipromax sebagai berita gembira bagi dunia peternakan unggas sebagaimana juga bisa di baca di artikel sebelum ini yang berjudul ‘Secercah Harapan Peternak Ayam Broiler Di Bogor – Jawa Barat‘. Peternak yang sering kali menghadapi persoalan kualitas pakan yang tak menentu akan menemukan solusinya pada Zipromax. Persoalan wet dropping (kotoran/feces basah) yang kerap dialami baik ayam petelur maupun pedaging akibat faktor kualitas pakan atau gangguan sistem pencernaan unggas terbukti terselesaikan dengan pemakaian Zipromax. Beberapa rekan dokter hewan menggarisbawahi bahwa jika kotoran ternak kering dan padat (tidak mencret) mengindikasikan ternak sehat dengan pencernaan yang sempurna.

Semoga kehadiran Zipromax bisa kembali menggairahkan semangat usaha budidaya ternak ayam, bebek dan puyuh baik pedaging maupun petelur. Jayalah Peternak Indonesia !

Comments are closed.