Penyerapan Dan Metabolisme Mineral Pada Ternak Unggas

Views: 0

Tanaman didesain (baca: diciptakan oleh Yang Maha Pencipta) untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan nutrisi (mineral) yang berasal dari pelarutan batuan induk tanah. Artinya, tanaman bisa menggunakan mineral dalam bentuk apapun asalkan larut dalam air (soluble).

Hewan ternak didesain (baca: diciptakan oleh Yang Maha Pencipta) untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan nutrisi (mineral) yang berasal dari tumbuhan maupun hewan lainya. Artinya, sistem pencernaan pada ternak dipersiapkan untuk menerima nutrisi yang berasal dari kompartemen hidup.

Itulah mengapa pemberian garam mineral (sering dipromosikan sebagai mineral ionik) tidak digunakan dengan baik oleh ternak. Karena garam mineral hanya terdiri dari mineral dan garamnya saja tanpa ada kompartemen hidup yang diperlukan untuk menunjang proses asimilasi lanjutan.

FeSO4 = Fe2+ (kation) + SO42- (garam anion yang tidak dapat dimanfaatkan ternak)

Beberapa perusahaan pembuat supplement mengklaim bahwa produk mereka mengandung mineral ionik yang lebih mudah diserap tubuh. Akan tetapi, itu tidak selamanya benar. Mengingat ternak tidak menggunakan mineral ionik dalam setiap proses yang berhubungan dengan kehidupannya. Semua unsur mineral memerlukan sistem pengangkutan khusus dengan protein spesifik (oligopeptida) sebagai faktor kunci.

Setiap nutrisi yang berasal dari kehidupan selalu menyimpan energi aktivasi yang akan digunakan pada proses asimilasi berikutnya. Sebagai contoh adalah vitamin (alami).

Vitamin merupakan struktur molekul tertentu yang membawa energi dari proses kehidupan. Energi tersebut akan digunakan ketika molekul vitamin bekerja mengkatalis reaksi-reaksi enzimatik yang terjadi di dalam tubuh.

Bisa saja sebuah struktur molekul yang menyerupai vitamin disintesis di dalam laboratorium, akan tetapi, energi aktivasi hanya bisa diperoleh dari proses kehidupan. Analoginya, bisa saja sebuah baterai dibuat dari bahan-bahan yang tersedia, namun baterai tersebut baru bisa berfungsi setelah dicash. Vitamin, mineral, enzim, dll hanya bisa dicash oleh kehidupan.

Karena itulah nutrisi yang diambil dari alam selalu lebih baik daripada nutrisi yang disintesis di dalam laboratorium. Sebagai contoh: Dibutuhkan setidaknya 1.500 mg ascorbic acid (vitamin C sintetik) untuk menyamai dosis efektif dari 5.7 mg vitamin C dalam buah jeruk.

(Sumber: Nature, June 22, 2000-Vol 405, pg. 903-904)

Bagaimana keberadaan energi aktifasi bisa diketahui..?

Scan fotoelektron terhadap molekul vitamin alami (vitamin yang diambil dari buah dan sayur) menunjukkan adanya perpendaran karena energi aktivasi yang tersimpan didalamnya terdesak keluar ketika partikel elektron menabrak struktur molekul vitamin alami tersebut. Sedangkan pada vitamin sintetik (vitamin yang disintesis di dalam laboratorium) tidak menunjukkan adanya perpendaran karena memang tidak ada energi yang tersimpan didalamnya.

Mengapa sebagian besar hewan ternak saat ini tidak mendapatkan nutrisi dalam jumlah yang cukup..?

  1. Setiap jenis ternak didesain untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai ketersediaan nutrisi (pakan) yang ada di daerah asal. Apa yang akan terjadi jika sapi yang berasal dari negara yang di sana rumput tumbuh sepanjang tahun dibawa ke Indonesia dan hanya diberi pakan jerami..? Tentu saja kekurangan nutrisi.
  2. Di alam ternak bisa memilih jenis makanan yang ia butuhkan. Saat ini ternak banyak dikandangkan dan hanya diberi pakan dengan bahanbakuyang tersedia.
  3. Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pasar menyebabkan ternak dipacu untuk berproduksi setinggi mungkin tanpa diimbangi pemberian nutrisi yang memadai.
  4. Intensifikasi pertanian menyebabkan terjadinya pemiskinan unsur hara dalam tanah yang berdampak pada pemiskinan unsur hara dalam tanaman (makanan ternak).

Penelitian selama lebih dari 50 tahun menunjukkan setiap tahunnya kandungan nutrisi dalam setiap bagian tanaman terus mengalami penurunan.

Penghitungan pada tahun 1948 menunjukkan dalam setiap 100 gram bayam terdapat sekitar 158 mg zat besi. Dengan metode penghitungan yang sama, saat ini hanya terdapat sekitar 27 mg zat besi dalam setiap 100 gram bayam dari jenis yang sama.

(Sumber: United Stated Departement of Agriculture)

Japan Food Standard Ingredients List menyatakan saat ini bahan alami kehilangan sebagian besar nutrisinya karena faktor lingkungan, kerusakan tanah, dan bahan kimia.

Kandungan vitamin C dalam setiap 10 kilogram bayam dari jenis yang sama setiap tahunnya terus mengalami penurunan, seperti terlihat pada diagram di bawah ini.

Kandungan vitamin C dalam setiap 10 kg bayam:

(Sumber: Japan Food Standard Ingredients List)

Itulah mengapa diperlukan tambahan nutrisi dalam bentuk supplement, yang tidak hanya mudah diserap saja (tidak ada gunanya kalau hanya mudah diserap tetapi tidak dapat dimanfaatkan dan segera dikeluarkan dari tubuh) akan tetapi nutrisi yang mudah diserap, memiliki tingkat retensi dan aktivitas biologi tinggi, serta tetap memperhatikan faktor  kenaikan biaya yang relatif rendah.

Pertanyaan :

  • Perbedaan mekanisme penyerapan mineral antara produk peternakan Top GROW dan B-SHIELD dengan produk lain, dan mengapa produk-produk yang dikembangkan Ardhi Borneo Gemilang lebih bagus..?

Jawaban :

Penyerapan GARAM MINERAL dalam saluran pencernaan:

Agar lebih mudah dimengerti, kita ambil iron sulfat (FeSO4) sebagai contoh.

Iron sulfat merupakan salah satu sumber zat besi (Fe) yang umum digunakan dalam supplement peternakan.

  1. Ketika berada dalam asam lambung FeSO4 terionisasi menjadi Fe2+ dan SO42-

yang keduanya larut dalam air (soluble).

  1. Fe2+ melanjutkan perjalanan menuju usus halus untuk proses penyerapan

sedangkan SO42- harus dibuang karena tidak dapat dimanfaatkan tubuh.

  1. Setelah Fe2+ mencapai reseptor pada dinding usus halus, protein karier disusun

untuk mengangkut Fe2+ melewati dinding usus menuju aliran darah.

  1. Dalam darah Fe2+ diikat oleh transferin (protein pengangkut Fe) untuk dibawa menuju organ/jaringan target yang membutuhkan. Sebagian disimpan oleh ferritrin (protein penyimpan Fe) di dalam hati, ginjal, limpa, dan sumsung tulang sebagai cadangan.
  2. Pada saat yang sama Fe2+ mulai membentuk presipitat insoluble karena pengaruh kenaikan pH yang disebabkan sekresi NaHCO3 oleh dinding usus bagian depan.

Semua mineral yang insoluble (tidak larut air) tidak dapat diserap tubuh.

Fe2+ (soluble)  +  2OH  =  Fe(OH)2 (insoluble)

Di mana letak permasalahannya..?

  1. Diperlukan energi dan waktu yang relatif lama untuk menyusun sebuah protein karier. Pada saat yang sama Fe2+ bersama komponen pakan yang lain terus bergerak mening-galkan usus halus menuju usus besar yang disana sudah tidak ada lagi proses penyerapan, kecuali reduksi terhadap kelebihan kadar air.
  2. Beberapa mineral memiliki afinitas yang sama terhadap sebuah protein karier sehingga terjadi kompetisi antarmineral untuk memperebutkan daerah perlekatan pada protein karier yang sama.

Waktu, energi, dan interaksi antarmineral, itulah yang menyebabkan proses penyerapan GARAM MINERAL menjadi sangat tidak efisien. Karena itulah kami mengembangkan bentuk mineral baru, yaitu Mineral Amino Acid Chelate dan Mineral Organic Acid Complex yang memiliki beberapa keunggulan.

Penyerapan MINERAL AMINO ACID CHELATE dalam saluran pencernaan:

  1. Mineral Amino Acid Chelate stabil dalam asam lambung, tidak rusak oleh mikroba rumen, dan tetap soluble ketika berada dalam kondisi alkali intestinal.
  2. Asam amino dan oligopeptida merupakan molekul dengan tingkat penyerapan paling baik. Lebih dari 90 % dapat diserap tubuh secara langsung.
  3. Mineral Amino Acid Chelate dikenali tubuh sebagai asam amino dan akan diangkut melalui jalur penyerapan peptida. Tidak dibutuhkan waktu dan energi untuk menyusun protein karier, tidak ada interaksi antarmineral, serta tidak menimbulkan masalah dalam saluran pencernaan. Itulah Mineral Amino Acid Chelate.
  4. Sedangkan Mineral Organic Acid Complex akan diangkut melalui jalur penyerapan konvensional dengan lebih efektif (asam organik berfungsi sebagai ligand).

Comments are closed.