Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan) I. Penyiapan Sarana dan Peralatan 1. Perkandangan Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi: persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. 2. … Lanjutkan membaca
Tag Archives: ransum
Pada artikel yang terdahulu berjudul Bibit, Bebet Dan Bobot Pullet penulis berusaha meyakinkan para pembaca sekalian agar hati-hati dan waspada pada saat membeli pullet. Sekarang kita akan coba mengangkat persoalan manajemen pakan yang tentu saja berangkat dari pengalaman penulis di lapangan. Pakan menghabiskan 70 % biaya budidaya, ini sudah jamak diketahui dan dipahami oleh sekalian para peternak. Terlebih lagi jika pakan yang dipakai adalah pakan jadi hasil olahan pabrik pakan dengan segala promosi keunggulannya baik itu substansi nutrisinya, kesiapan logistiknya, dukungan teknisinya dan lain sebagainya. Biasalah, namanya promosi. Kenyataan di lapangan, para peternak kerap dibuat bingung mendapati kualitas pakan yang dibelinya tidak selalu konstan dan stabil. Ini nyata dilihat dari wujud fisik dari pakan itu sendiri maupun respon ayam setelah memakannya berupa nafsu makannya, produksi telurnya, naik turunnya bobot badannya dan sistem kekebalan tubuhnya. … Lanjutkan membaca
Penelitian tentang pengaruh penggunaan probiotik dalam ransum ayam buras terhadap produksi dan kualitas telur, kadar air feses dan nilai ekonomis telah dilakukan oleh ZAINUDDIN dan WAHYU (1996). Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 200 ekor ayam buras petelur yang ditempatkan di dua lokasi, yaitu lokasi Cakung dan Pondok Rangon, Jakarta. Setiap lokasi terdiri atas 100 ekor, dengan dua perlakuan pakan yaitu (1) ditambah 0,25% probiotik dan (2) tanpa probiotik. Setiap perlakuan digunakan 50 ekor ayam buras, yang terbagi dalam lima ulangan, masing-masing 10 ekor. Ayam buras tersebut ditempatkan secara acak ke dalam kandang baterei. Jumlah pakan yang diberikan sama, yaitu estimasi antara 80−100 g/ekor/hari, sedangkan air minum ad libitum. Penelitian ini dilakukan selama 10 minggu masa produksi telur. Ayam buras yang diberi ransum dengan probiotik 0,25% selama 10 minggu menunjukkan peningkatan produksi telur sebanyak 19−26%. Hal ini disebabkan karena adanya mikroba di dalam probiotik yang berfungsi sebagai enzim proteolitik (pengurai protein) maupun lignolitik (pengurai serat kasar), sehingga pakan … Lanjutkan membaca