Revisi Peraturan Menteri Pertanian Tentang DOC Ayam Broiler Tahun 2024

Dalam rangka penyesuaian kebijakan ayam ras dan telur konsumsi, Kementerian Pertanian (Kementan) menyelenggarakan sosialisasi Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 10 Tahun 2024 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi yang merupakan revisi dari Permentan RI No. 32 Tahun 2017 di Kantor Pusat Kementan (29/10/2024). Permentan ini terbit menggantikan Permentan Nomor 32 Tahun 2017, yang sebelumnya menjadi landasan hukum penyediaan, peredaran, dan pengawasan ayam ras serta telur konsumsi di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, Sintong Hutasoit. “Kehadiran regulasi baru ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk merespon perubahan dan tantangan terkini dalam industri perunggasan”, ujarnya. Ia menambahkan, substansi Permentan ini juga telah mengakomodir rekomendasi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Ombudsman RI serta masukan dari seluruh pelaku usaha dan telah melalui proses … Lanjutkan membaca

Apakah Indonesia Dapat Mempertahankan Kemenangannya Di Bidang Unggas Tahun Ini?

Kendati prospeknya konservatif dan kacaunya pasokan dan harga jagung di awal tahun ini, sejumlah perusahaan unggas besar yang tercatat di bursa di Indonesia membukukan kinerja yang baik di kuartal 1. Asian Agribiz menjajaki apakah tren ini akan berlanjut hingga akhir tahun 2024. Empat integrator besar tersebut adalah Charoen Pokphand (CP), Japfa Comfeed, Malindo Feedmill, dan Sreeya Sewu. Menurut sumber Asian Agribiz, keempat perusahaan ini secara bersama-sama menguasai sekitar 65-70% pangsa pasar DOC dan pakan ternak. Oleh karena itu, kinerja keuangan mereka mencerminkan suasana dan situasi industri secara keseluruhan. CP, pemimpin pasar, mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 195% year-on-year di kuartal 1 menjadi USD 44,21 juta. Sementara itu, Japfa membukukan laba bersih sebesar USD 41,64 juta selama periode tersebut, melonjak 366% dari kuartal 1 2023 saat perusahaan tersebut menderita kerugian sebesar USD 15,65 juta. Malindo juga … Lanjutkan membaca