Sambil bersenandung Pak Zainal memanjat tangga masuk ke kandang ayamnya petang itu. Ringan langkah kakinya, riang hatinya menampak ayam potong peliharaannya sudah masuk umur 27 hari dengan bobot yang mantap tanpa gangguan penyakit yang berarti. Tingkat kematian belum lewat 2% dan FCR terpantau standar aman terkendali. Petang itu ia agak terlambat menghidupkan lampu kandang sepulang dari kondangan. Anak kandang yang seharusnya bertugas pamit pulang sehari karena mau mengantar istrinya ke bidan, katanya.
Membuka pintu kandang, diratakannya pandangan ke seluruh bagian kandang. Mata Pak Zainal bekerjap-kerjap membiasakan diri dengan kegelapan, hidungnya kembang-kempis menahan desakan bau kotoran ayam. Tersungging senyum di sudut bibirnya menangkap senyap ayam tenang beristirahat setelah kekenyangan makan sore tadi rupanya. Dinikmatinya sejenak suasana ini. Dihanyutkannya pikiran ‘untung aku kali ini’.
Sebentar…sebentar…suara apa itu di tengah sana. Menajamkan telinga, Pak Zainal melangkah ke arah suara tadi. Lupa dia mau menghidupkan lampu. Di situ, seekor ayam gemuk (‘ginuk-ginuk’ kata orang Jawa) sedang asyik tidur…sambil mendengkur. Mendengkur? Terhenyak Pak Zainal tersadar. Ayamku ngorok!
Setengah panik, ia menyeruak ke seluruh penjuru kandang menyimak mendengarkan. Dua…tiga….empat…..lima……enam…….tujuh……..delapan………sembilan……….banyaaaaaaak ayam yang ngorok. Keringat dingin mengalir di keningnya, memudar sudah senandung indah denting koin keuntungan. Apa saja kerja Wahid selama ini? Kok gak ada omongnya kalau ada yang sakit? Pulang lagi dia! Geram Pak Zainal pada anak kandangnya. Memang seminggu terakhir Pak Zainal tidak pernah menjenguk kandang karena kesibukannya sebagai modin di kampungnya. Memang tiap hari dia menanyai Wahid si anak kandang dan laporan baiklah yang diterimanya.
____________________________________________________________________________
Ngorok, peternak Jawa Barat menyebutnya ‘cekres’ – peternak di Manchester Inggris menyebutnya ‘chronic respiratory desease (CRD)’, adalah penyakit yang paling sering mendera ayam broiler. Jika ayam sudah ngorok menjadi sulit disembuhkan. Akibatnya bobot tidak mau naik lagi meski makannya tambah banyak. Kematian pun menghadang jika ada ikutan infeksi penyakit lain seperti E. coli, Coryza, dll. Jika ngorok sudah diikuti penyakit lain, jadinya disebut CRD kompleks
Penyakit ngorok ini menduduki rangking nomer 1 di dunia peternakan ayam broiler atau ayam pedaging dengan persentase 20.32 %. Ditinjau dari umur serangan maka pada ayam pedaging CRD kompleks sering menyerang di umur 20-28 hari (minggu ke-3 pemeliharaan), sedangkan pada ayam petelur pada umur < 22 minggu. CRD kompleks biasanya muncul di farm saat pemeliharaan menginjak minggu ketiga, hal ini terkait dengan penurunan kualitas litter dan manajemen tutup kandang yang kurang optimal.
Penyakit ngorok disebabkan bakteri Mycoplasma gallisepticum yang berjangkit pada saluran pernafasan ternak ayam. Dengan demikian penyakit ngorok bisa dikatakan penyakti pernafasan yang bersifat kronis. Disebut “kronis” karena penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan sulit untuk disembuhkan. Sebagai penyakit tunggal, CRD pada ayam dewasa jarang sampai menimbulkan kematian, meskipun angka kesakitannya cukup tinggi.
Cegahlah ternak ayam dari serangan penyakit ngorok dengan teknik sederhana, murah dan berhasil guna yaitu:
- Pastikan memilih DOC yang baik dengan benar, bobot DOC minimal 37 gram. DOC atau day old chick dengan ukuran berat badan di bawah standar lebih rentan terserang penyakit pernapasan. Kondisi tubuhnya yang lemah menyebabkan DOC yang berukuran tubuh lebih kecil lebih mudah terinfeksi bakteri M. gallisepticum maupun E. coli. Untuk mencegah ayam terserang penyakit unggas, peternak biasa memberikan vaksin dan antibiotik. Sayangnya, vaksin dan antibiotik yang diberikan peternak pada DOC kerdil ini tidak bekerja secara optimal. Vaksin yang diberikan tidak bisa membentuk antibodi dalam tubuh secara optimal. Terbukti, ketika penyakit unggas mewabah seperti CRD dan CRD kompleks, ayam peliharaan peternak menjadi mudah terkena penyakit tersebut.
- Hindari kesalahan selama masa brooding (indukan buatan). Masa brooding menjadi “pondasi” bagi pertumbuhan ayam pada masa selanjutnya karena merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan seluruh sel dan organ tubuh ayam, yaitu organ pencernaan, pernapasan, reproduksi dan organ kekebalan atau pertahanan tubuh. Kesalahan pada periode ini akan memberikan dampak tersendiri yaitu pertumbuhan dan produktifitas yang tidak optimal. Terlebih lagi jika ayam sempat terserang penyakit (misalnya penyakit CRD kompleks).
- Kurangi kadar amonia sampai serendah-rendahnya. Penyakit ngorok akan terlihat jika saluran udara atau pengudaraan atau sirkulasi udara dalam kandang tidak baik, dengan pengudaraan yang tidak baik, kandungan amonia di dalam kandang melebihi batas aman. Batas aman kandungan amonia di dalam kandang adalah di bawah 25 ppm (part per milion). Jika kandungan amonia di dalam kandang melebihi, maka hal tersebut akan memicu pertumbuhan bakteri di dalam kandang ayam. Jaga agar bau amoniak dari kotoran tidak terlalu pekat dengan memakai probiotik yang baik dan bahan penghilang bau.
- Laksanakan biosecurity secara ketat. Sanitasi dan desinfeksi yang dilakukan secara rutin akan mengurangi tantangan bibit penyakit yang berada di sekitar ayam. Namun, seringkali peternak belum begitu konsisten dalam melakukan sanitasi dan desinfeksi. Perhatikan kebersihan alat minum dengan sangat cermat karena bisa menjadi sarana penularan penyakit secara cepat. Jika ada salah satu ayam yang terserang CRD, maka saat minum eksudat dari hidung ayam tersebut akan mencemari air minum. Akibatnya saat ayam melakukan aktivitas minum, bakteri CRD bisa menginfeksi. Infeksi dan penularan E. coli juga bersumber dari air minum. Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan kualitas air secara rutin, terutama saat pergantian musim. Produk terbaik saat ini untuk menyembuhkan ngorok/cekres/cekrek adalah PronTech. Kumpulkan ayam yang terindikasi ngorok, lalu semprot dengan larutan PronTech langsung mengenai muka, hidung, mata dan telinga ayam. InsyaAlloh keesokan harinya gejala akan mereda dan 2 hari kemudian ayam akan sembuh.
- Jaga suhu kandang yang nyaman bagi ternak ayam yaitu pada suhu 25-28°C dengan mengatur ventilasi dan aliran udara di dalam kandang. Antisipasi perubahan cuaca yang tak menentu dengan mengatur tirai secara sigap dan cepat.
Cegah sebelum terlambat.