Protexol Menghilangkan Bau Amonia Di Batam

2 tahun sudah Protexol hadir di tengah-tengah masyarakat peternakan unggas di Indonesia dalam fungsinya untuk meminimalisir dampak sosial usaha peternakan berupa bau busuk amonia yang pasti muncul seiring perjalanan waktu. Protexol mengetengah dengan keunggulan yang kompetitif dibandingkan metode penghilangan bau amonia yang lain. Bagaimana tidak, selain murah juga mudah mengaplikasikannya cukup dengan diencerkan ke sejumlah air kemudian disemprotkan ke sumber bau tanpa menimbulkan bahaya bagi manusia maupun ternaknya sendiri. Artikel kali ini ditulis berawal dari pesanan Protexol dari Bapak Azola dari Belitung Timur, Babel sebanyak 10 jerigen pada tanggal 26 Oktober 2011 silam yang kami kirim via ekspedisi PT. Darma Putra Billiton di Jakarta Utara. Tak lama kemudian beliau melaporkan bahwa Protexol berkhasiat nyata meredam bau amonia kotoran ayam dari lokasi kandang yang tak seberapa jauh dari rumahnya.  Tak cuma itu, saat digelar hajatan di … Lanjutkan membaca

Basmi Sampai Ke Akar-akarnya

Persoalan sekaligus tantangan dunia peternakan khususnya unggas yang remeh temeh tapi kalau dipikir-pikir dan dirasa-rasakan memang benar-benar mengganggu yaitu kesan usaha ini kumuh, bau, jorok dan sumber dari mana lalat berasal. Sering kita dengar ada kandang atau kompleks perkandangan baik unggas pedaging atau petelur yang meresahkan masyarakat sekitarnya akibat bau dan serangan jutaan lalat ke lingkungan mereka. Padahal saat mereka dihantari ayam untuk dipotong atau telur untuk digoreng, misalnya sebagai tradisi di kalangan peternakan terhadap lingkungan sekitar, mereka tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Seketika itu seakan mereka sejenak melupakan bau dan lalat dari mana daging  dan telur itu berasal. Namun ketika daging dan telur telah habis disantap, kembali mereka cepat melupakan pemberian itu dan teringat kembali pada bau dan lalat dari kandang di dekatnya. Susah memang! Ardhi Borneo Gemilang telah lama berkomitmen untuk membantu para … Lanjutkan membaca

Ngorok, Penyakit Klasik Yang Tak Asyik

Sambil bersenandung Pak Zainal memanjat tangga masuk ke kandang ayamnya petang itu. Ringan langkah kakinya, riang hatinya menampak ayam potong peliharaannya sudah masuk umur 27 hari dengan bobot yang mantap tanpa gangguan penyakit yang berarti. Tingkat kematian belum lewat 2% dan FCR terpantau standar aman terkendali. Petang itu ia agak terlambat menghidupkan lampu kandang sepulang dari kondangan. Anak kandang yang seharusnya bertugas pamit pulang sehari karena mau mengantar istrinya ke bidan, katanya. Membuka pintu kandang, diratakannya pandangan ke seluruh bagian kandang. Mata Pak Zainal bekerjap-kerjap membiasakan diri dengan kegelapan, hidungnya kembang-kempis menahan desakan bau kotoran ayam. Tersungging senyum di sudut bibirnya menangkap senyap ayam tenang beristirahat setelah kekenyangan makan sore tadi rupanya. Dinikmatinya sejenak suasana ini. Dihanyutkannya pikiran ‘untung aku kali ini’. Sebentar…sebentar…suara apa itu di tengah sana. Menajamkan telinga, Pak Zainal melangkah ke arah … Lanjutkan membaca