Untuk menyusun pakan ternak, diperlukan sejumlah bahan baku pakan. Baik dari hasil pertanian, perkebunan dan industri yang dikenal juga dengan istilah bahan baku pakan MAKRO, yakni : > Jagung; > Dedak; > Katul; > Bungkil kacang kedelai; > Bungkil kelapa sawit; > Polar gandum; > Tepung ikan; > Tepung gaplek; > Tepung tulang dan daging (MBM); > Corn gluten meal (CGM); > Corn gluten feed (CGF); > Bungkil kelapa kopra; > Rapeseed; > DCP atau MCP; > Tepung batu kapur (limestone); > Menir batu kapur (grit); > Ampas tahu; > Ampas bir; > Ampas kelapa; > Ampas singkong (onggok); > Molase (tetes tebu); > Dan lain-lain, masih banyak ragamnya, >50 item. Di samping itu juga diperlukan bahan baku pakan MIKRO yang diberikan dalam jumlah kecil dengan berbagai tujuan yang sering disebut PELENGKAP dan IMBUHAN PAKAN. … Lanjutkan membaca
Tag Archives: pakan
Mengingat semakin tumbuh dan atau berkembangnya populasi ternak/unggas dan semakin meningkatnya kebutuhan pangan untuk manusia yang berasal dari hewan serta konversi dari bahan baku pakan menjadi energi terbarukan. Hal ini menyebabkan semakin mahalnya harga bahan baku pakan ternak/unggas. Biaya pakan menempati porsi dominan dari biaya produksi ternak/unggas ± 75%. Semakin tahun harga pakan akan semakin mahal. Di sisi lain, harga jual produk ternak/unggas tidak serta merta bisa menyesuaikan naik. Hal ini disebabkan keterbatasan daya beli masyarakat. Tinggalkan teori yang mengajarkan bahwa feed intake layer harus banyak, 115 -120 gram/ekor/hari atau bahkan lebih. Bila diikuti secara membabi buta akan menyebabkan usaha peternakan terjerumus menjadi boros, F.C.R rata-rata semua umur bisa 2,30 atau lebih. Menjadi tidak kompetitif. Saat memasuki era pasar bebas tarif ASEAN (MEA) 2015 saja, bisa menyebabkan GULUNG KANDANG. Maka, kita – para peternak – harus … Lanjutkan membaca
Kenapa ayam harus makan banyak-banyak kalau makan sedikit saja sudah cukup di mana bobot badannya bisa sesuai dengan standar, keseragaman bisa 85% dan ayam sehat? Hal ini dipicu dengan semakin mahalnya harga pakan, maka para peternak harus berusaha mengubah orientasi berpikir dan bertindaknya tentang pakan ayam secara menyeluruh. Dulu, 10 tahun yang lalu atau sebelumnya peternak mengikuti pola pikir bahwa Feed Intake (FI) harus sebanyak-banyaknya supaya produksinya tinggi. Tidak salah memang bila harga pakan masih relatif murah. Tetapi, bila harga pakan mahal dan akan semakin mahal, pola pikir tersebut menjadi kurang relevan. Sebab ada faktor pembatas yang mesti diperhitungkan yaitu Feed Conversion Ratio (FCR). Walaupun produksinya tinggi, bila FCR-nya juga besar, di atas standar, biaya pakan tetap saja masih relatif mahal. Contoh pada ayam petelur, bila FI-nya seperiode rata-ratanya 115 gram/ekor/hari, maka selama masa produksi … Lanjutkan membaca