Upgrade Pakan Bebek Dengan Fermentasi

Lagu lama dalam seluruh budidaya unggas adalah masalah pakan. Harga pakan konsentrat pabrik yang menjulang tinggi seringkali memperkecil margin keuntungan para peternak unggas bahkan menyiutkan nyali peternak pemula.

Permasalahan yang dihadapi pada usaha produksi daging dan telur bebek  adalah biaya produksi yang cukup tinggi, kira-kira 50% lebih tinggi dibanding biaya produksi ayam potong. Penyebabnya adalah rasio konversi pakan yang tidak sebaik seperti pada ayam potong. Untuk mencapai bobot badan antara 1.100-1.200 gr diperlukan waktu 10 minggu dengan konversi pakan 4,19-6,02. Bandingkan dengan konversi pakan ayam potong (broiler) 1,3-1,4 untuk mencapai bobot yang sama.

Terkhusus ternak bebek memang masalah pakan relatif lebih moderat karena pakan bebek tidak mutlak bergantung dari konsentrat pabrik. Hanya pada minggu-minggu awal pemeliharaan diperlukannya, maksimal sampai umur 1 bulan (untuk bebek pedaging). Selanjutnya sumber karbohidrat dan protein tinggi bisa diperoleh dari bahan yang ada di sekitar yaitu dari limbah agroindustri.

Saya ada satu pengalaman saat menyarankan Bpk Ir. Hadi, peternak bebek di Bogor yang berdomisili di Jakarta Barat awal bulan puasa tahun 2010 yang lalu. Beliau saya tanya apakah pernah memfermentasi pakan bebeknya. Dijawab belum pernah. Apa bisa? Gunanya apa?

Lantas saya mengenalkan kepadanya Ragi Tape Jerami. Sedianya produk ini didesain untuk memfermentasi bahan pakan untuk ternak besar seperti sapi. Namun saya pelajari ternyata kandungan bakteri aktifnya sangat memungkinkan untuk dipakai memfermentasi pakan bebek yang memang biasanya diberikan dalam keadaan basah (lembab).

Saya beri resep 5 gr Ragi Tape Jerami per 10 kg pakan (Pak Hadi meracik pakan berupa bekatul, nasi aking, jagung sisa pipilan yang terbuang, gabah hampa dan ampas kelapa). Dengan dibasahi sekedar lembab dengan ramuan ragi, pakan diperam 2 hari di wadah tertutup. Fermentasi dinyatakan selesai manakala muncul salah satu atau lebih dari tanda-tanda berikut ini:

1. Timbul bau wangi karamel (seperti bau gula yang digoreng tanpa minyak).

2. Muncul kapang/jamur berkelompok berwarna putih atau kuning.

3. Saat wadah diraba, terasa temperatur hangat.

Setelah itu, buka tutup wadah untuk dikeringanginkan dan siap dihidangkan ke bebek peliharaan. Jangan ditutup lagi karena bisa menyebabkan proses fermentasi berlanjut. Jika fermentasi terlalu lama, pakan bisa menjadi terlalu lembek dan aromanya menjadi terlalu kuat.

Alhasil, pakan jadi wangi karamel yang membuat para bebek demikian lahap menyantapnya. “Kalaunya tidak saya batasi, bebek-bebek maunya makan terus”‘ ujar Pak Hadi senang. Sekarang tak ada lagi pakan basi karena pakan yang tidak habis masih bisa dimakan besok. Hebatnya, bebek yang telah lepas konsentrat pabrik di akhir minggu 2 ini menunjukkan perkembangan yang amat signifikan. Di umur 1 bulan bobotnya mencapai 500 gr-700 gr. Suatu hal yg belum pernah dialami Pak Hadi selama berternak bebek. Biasanya di umur segitu paling standar bobot 400 gr-450 gr.

Alhamdulillah tingkat serangan snot (dengan gejala kepala bengkak dan pilek) hanya menyerang 10% dari populasi dari biasanya mencapai 50%. Beberapa ekor bebek yang terkena serangan ND (leher melintir) yang biasanya tak tersembuhkan, bisa sembuh  dengan sendirinya.

Semua itu beliau ceritakan via telepon saat saya sedang bersilaturrahim di Banyuwangi.

Pakan bebek yang difermentasi dengan Ragi Tape Jerami akan terangkat nilai gizinya. Protein akan terpecah menjadi bentuk yang siap serap tanpa banyak yang terbuang. Nafsu makan bebek menjadi berlipat-lipat. Sistem imunitas bebek akan terbangun lebih baik

Ini semua bisa terjadi karena Ragi Tape Jerami mengandung:

1. Bakteri Acetobacter yang mampu menghasilkan senyawa selulosa dengan derajat kemurnian yang tinggi.

2. Jamur Rhizopus yang memproduksi enzim phytase yang mencerna phytates, sehingga meningkatkan penyerapan mineral seperti zinc, besi, dan kalsium. Proses fermentasi juga mengurangi oligosakarida yang membuat pakan susah dicerna.

Tekstur yang dimiliki pakan lebih lunak  karena enzim yang dihasilkan jamur Rhizopus selama proses fermentasi meninbulkan perubahan pada protein, lemak, dan karbohidrat. Enzim yang dihasilkan jamur ini antara lain lipase, protease dan amilase yang dalam organ pencernaan unggas berfungsi mencernakan lemak, protein dan pati.

Jamur Rhizopus memproduksi zat antibiotika alami untuk melawan sejumlah organisme merugikan.

3. Aspergillus niger yang sejenis jamur bersifat fakultatif, dapat berkembang dalam kondisi aerob maupun anaerob. Oleh karena itu, penggunaan mikroba ini untuk fermentasi akan lebih praktis, karena proses fermentasi tidak mesti tertutup rapat. Jamur ini menghasilkan asam sitrat. Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang merupakan senyawa untuk bahan pengawet yang baik dan alami.

Teknik fermentasi ini mendapat dukungan dari hasil penelitian yang dilakukan Litbang Deptan Jawa Barat.

1 botol Ragi Tape Jerami isi 500 gr cukup untuk memfermentasi 1000 kg bahan pakan (1 ton). Harganya yang murah meriah namun kenyataan manfaatnya yang terbukti nyata InsyaAlloh memberi pencerahan buat kawan-kawan para bebek mania di seluruh Indonesia. Berminat? Hubungi kami di sini. Dijamin murah.

Untuk info produk, klik di sini

Comments are closed.