Mengapa Kita Para Peternak Itik/Bebek Potong (pedaging) Selalu Kalah ?

Views: 0

Sekarang ini daging bebek / itik sudah  digemari oleh masyarakat , hal ini bisa dilihat di kota-kota besar banyak dijumpai warung – warung, restoran, cafe dan kedai-kedai makanan lainnya yang menyediakan menu daging bebek / itik.

Kebutuhan daging bebek / itik di pasaran sekarang ini pada umumnya berasal dari bebek/itik muda dan afkir petelur. Jika melihat peluang pasar yang cukup menggairahkan, usaha ternak bebek potong (pedaging), karkas atau daging bebek  sekarang ini bisa dikatakan sebagai usaha yang layak. Sebagai gambaran hampir dari sebagian besar pasar tradisional, super market dan restoran yang berada di kota-kota besar masih kekurangan suplai daging bebek segar. Kalau kita melihat kenyataan / fakta tersebut seharusnya kita para peternak khususnya itik/bebek pedaging menyambutnya dengan riang gembira, tetapi fakta di kalangan peternak berkata lain, hampir dari seluruh  peternak bebek potong/pedaging mengeluh dan mengatakan bahwa mereka selalu kalah dalam hal harga jual yang kadang di bawah BEP (Break Even Poin)/modal ternak  para peternak.

Mengapa Kita Para Peternak Itik/Bebek Potong (pedaging) Selalu Kalah?

Di dalam tulisan ini saya mencoba memaparkan beberapa faktor mengapa para peternak bebek pedaging selalu dalam posisi yang tidak begitu menguntungkan :

  1. Terlalu banyak perantara penjual dari peternak sampai kepada end-user. Dan tengkulak sebagai pemain harga di peternak.  Saya sangat setuju dengan grup “Pasar Itik Indonesia On Line” yang selalu menggemakan “Hindari para tengkulak nakal”, tetapi untuk mewujudkan agar peternak bisa terhindar dari para bakul nakal dan tengkulak memerlukan waktu dan proses yang cukup panjang.
  2. Belum adanya standarisasi tata cara pemeliharaan. Pada umumnya peternak masih menganut sistim tradisional dan semi intensif, yang belum ada kesepakatan standar yang baku. Sebab tiap masing masing daerah peternakan bebek/itik ini mempunyai cara-cara masing-masing untuk memelihara ternaknya. Contoh kasus: dari setiap sentra peternakan bebek/itik tidak dapat ditemui kesamaan tentang pola pemeliharaan, sistim perkandangan, pakan , dll. Hal ini juga yang sebenarnya membingungkan para konsumen atau end user untuk menentukan harga, sebab BEP ternak di satu daerah tidak sama dengan daerah lainnya.

Untuk dapat mewujudkan kesejahteraan kita para peternak itik/bebek menurut pendapat saya kita harus membenahinya dari tingkat yang paling bawah yaitu kita sebagai peternak . Kita harus dapat menstandarkan secara nasional tata cara ternak kita dari mulai bibit yang diternakan, pakan, sistim perkandangan dll. Dengan begitu hasil ternak itik/bebek potong mempunyai standar yang jelas dan kita tidak akan kalah oleh para pedagang-pedagang yang tidak bertanggung jawab.

“Ayolah, kondisi pasar yang sangat menggairahkan sudah menanti di depan mata kita. Kita harus dapat menyamakan visi dan misi kita PETERNAK ITIK/BEBEK POTONG (pedaging).”

Tujuan beternak merupakan merupakan hal pertama yang harus dipikirkan, sebab sudah banyak kenyataan yang menunjukan bahwa tujuan beternaklah yang merupakan penyebab utama dalam keberhasilan atau kegagalan” suatu peternakan itik/bebek ini. Banyak peternak itik/bebek yang berdiri sekedar  hanya karena ikut-ikutan yang sudah merupakan pola bisnis umum di Indonesia, peternak seperti inilah yang dinamakan peternak marginal. Dengan mengetahui tujuan beternak maka akan mendorong segala kemampuan yang ada pada peternak hingga membangkitkan semangat usaha. Dengan tujuan yang jelas peternak akan bersungguh- sungguh dalam mengelola peternakannya sebab bila tidak akan gagal dan merugi.

Untuk mencapai tujuan tersebut peternak harus mampu menerapkan dan menguasai tiga hal yaitu Teknis, Bisnis dan Manajemen.

Teknis berarti memahami cara pengelolaan peternakan sebab alat produksi dalam beternak itu adalah mahluk hidup yang kelangsungan hidupnya tidak dapat dibiarkan begitu saja sehingga harus dikelola sesuai dengan kebutuhan itik/bebek  dan semata-mata bukan atas dasar kehendak peternak saja.

Bisnis berarti semua yang dikelola dalam peternakan itik/bebek harus sesuai dengan prinsip- prinsip bisnis karena tujuan dari kita beternak adalah untuk mendapatkan keuntungan. Biaya yang dikeluarkan harus sesuai dengan rincian, hal inilah yang sering dilupakan oleh para peternak itik/bebek. Mulailah beternak itik/bebek dengan kemampuan yang ada dan jangan memaksakan diri, artinya jangan beternak di luar daya dukung yang ada. Peternak itik/bebek juga harus memahami betul kaitan antara makanan, produksi,  perencanaan penjualan dan situasi pasar.

Manajemen berarti mengelola seluruh unsur dalam peternakan yang terlibat di dalamnya agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan atau rencana yaitu profit. Bisa dikatakan juga manajemen dalam peternakan adalah seni, sehingga dalam penerapannya biasanya  dilakukan dengan gaya yang berbeda antara satu peternak dengan peternak lainnya.

Penulis: Rikma, peternak bebek, Blitar
Editor : Faishal

Untuk info manajemen pakan dan biosecurity, klik di sini

Comments are closed.