Udara dingin mulai merayap di senja itu. Angin yang bertiup agak kuat memaksa orang di luar rumah melipat kedua tangannya mencari kehangatan. Namun itu tampak tidak dirasakan oleh Pak Handoyo yang sedang mengawasi pekerjaan 2 anak kandang menyiapkan tempat pemanas anak ayam. Sesekali ia ikut turun memastikan segala sesuatunya benar. Mulai dari menghampar karung-karung bekas, menaburkan sekam, menata lembaran-lembaran koran bekas, merapatkan dan merapikan tirai plastik, menata tempat makan dan minum anak ayam yang telah terisi sedikit saja, memasang plat seng tipis berkeliling dan menyalakan pemanas berbahan bakar briket batubara. Peluh mengembun di wajahnya yang tersenyum merasa yakin atas kesiapan ruang pemanas anak ayam. Pak Handoyo adalah peternak ayam broiler di daerah pinggiran kota Nganjuk, Jawa Timur. Telah 2 tahun ini semenjak pensiun ia menekuni usaha peternakannya secara bermitra dengan sebuah perusahaan. Rencananya nanti malam, … Lanjutkan membaca
Tag Archives: litter
Plus minus kandang ayam broiler sistem postal selama ini telah banyak diketahui oleh kalangan peternak dan pemerhati dunia peternakan ayam broiler. Plusnya, yang paling pertama adalah hemat bahan bangunan terutama kayu dan bambu dibandingkan kandang panggung. Kedua, resiko ayam terjepit bisa dihindari karena lantainya tidak terbuat dari bilah-bilah kayu/bambu seperti terdapat pada kandang panggung. Ketiga, proses panen relatif lebih mudah. Ciri khas dari kandang sistem postal dapat dilihat pada bagian lantai. Litter merupakan alas atau lantai kandang yang terbuat dari bahan-bahan seperti sekam (kulit) padi, serbuk gergajian, tongkol jagung yang dipecah-pecah, serta jerami dan ampas tebu yang dipotong-potong. Bahan-bahan diatas dapat menyerap air dengan baik, sehingga lantai kandang tidak mudah becek. Selain itu, bahan-bahan litter mengandung banyak vitamin B12 yang baik untuk pertumbuhan, karena jerami, sekam padi dan bahan sejenisnya mempunyai kemampuan menahan panas sehingga suhu kandang … Lanjutkan membaca
Ayam modern sekarang tampaknya memang lebih cengeng dan manja dibanding dengan ayam klasik yang dulu dipelihara secara tradisional. Penyebabnya tak lain karena temperatur, kelembaban dan kualitas udara yang baik sangat dibutuhkan untuk mengekspresikan potensi genetiknya. Jika hal tersebut tidak dipenuhi, maka ayam modern akan mogok tumbuh atau bahkan mati. Dan ujung-ujungnya adalah urusan uang yaitu keuntungan atau kerugian peternak dalam usaha peternakannya. Demikian diungkapkan Drs. Tony Unandar Private Poultry Farm Consultant dalam sebuah seminar teknis di Bogor, Selasa (18/12). Menurut Tony, dalam urusan temperatur tubuh, ayam termasuk kategori hewan homeotermal alias berdarah panas. Tegasnya, temperatur tubuh relatif stabil dan berada dalam selang temperatur tertentu, tidak bergantung pada temperatur lingkungannya seperti hewan berdarah dingin. Akan tetapi, dalam hirarki hewan bertulang belakang (vertebrata), ayam termasuk dalam kelas Aves (bangsa burung) yang merupakan kelas peralihan antara hewan berdarah … Lanjutkan membaca